Menjahit
Sejak saya masih
duduk di bangku sekolah Menengah Atas saya sudah sering mengobrak – abrik buku
emak saya: buku menjahit. Dan sejak saat itu pula baju – baju saya, emak saya,
bapak saya dan baju-baju bekas yang ada di lemari menjadi sasaran saya untuk
berkreasi. Walhasil jadilah baju aneh – aneh dan produk gagal. Endingnya saya
pasti kena omelan kedua orang tua saya. Namun demikian tak pernah menyurutkan
niat saya untuk belajar menjahit. Hahaha. Singkat cerita, saya telah menemukan
passion saya yakni menjahit khusus gamis.
Ada anggapan
bahwa menjahit itu hanya untuk orang – orang yang memiliki bakat. Saya bilang
angggapan ini salah dan tidak mendasar. Orang yang mengatakan hal tersebut
hanyalah orang yang MALAS. Karena prakteknya pekerjaan menjahit, mulai dari pengukuran,
pemotongan, menjahit, sampai finishing itu dapat dikerjakan. Saya telah melalui
semuanya. Udah deh hapus anggapan buruk tersebut. Anggapan semacam itu biasanya
datang dari bisikan setan yang menginginkan kita bermalas – malasan. Mau terus
jadi temennya setan, yaudah ikutin aja terus anggapan tersebut. Kalau saya mah
ogah. Saya bukan bermaksud untuk menggurui atau semacamnya, ini adalah murni
opini saya. Jika tidak berkenan, skip aja.
Hobi yangmenghasilkan uang
Hingga postingan
ini saya terbitkan, saya telah menghasilkan beberapa ratus ribu dari menjahit
khususnya menjahit gamis. Lumayan buat uang saku dan beli paket data. Jadi buat
kamu yang memiliki passion tertentu aka hobi tertentu, saran saya terus asah
hobi tersebut hingga kamu mahir di hobimu itu. Dan saya yakin uang itu akan
mengikuti. Kalau kata saya, uang itu akan mengikuti orang yang kreatif ketika
usaha selalu menyertainya.
By the way,
barusan saya iseng serching terkait menjahit, melalui Wikipedia dikatakan kalau
penjahit pakaian pria disebut tailor sedangkan modiste sebutan untuk penjahit
pakaian wanita. Sumpah, aku baru tahu kali ini. Mungkin ke depan aku ingin buat
brandku sendiri: Naki Modiste.