Minggu, 08 Januari 2017

Om Telolet Om dan Kado Tahun Baru


Pagi itu, selepas mengantar adek saya di pangkalan bus, saya melihat anak - anak itu berdiri di pinggir jalan. Baju olahraga berwarna kuning hitam menandakan mereka akan berolahraga. Namun, betapa tercenangnya saya ketika saya melihat tingkah mereka. Terlihat dari jauh, salah satu anak itu berkelakuan tidak sesuai umurnya. Gleleng. Begitu pikir saya. Dan ketika sepeda motor saya telah mendekat dengan anak - anak itu sebuah bus melaju dari arah berlawanan, serempek mereka berteriak "om telolet om."
Saya tersenyum kecut.
Latahnya anak - anak dengan om telolet om, dalam pandangan saya bukan semata kesalahan anak - anak itu saja. Ah, ini benar - benar sistemik. Sebuah sajian yang selalu terhidang di negeri ini. Saya seperti sudah muak dengan ini. Orang - orang terlalu reaktif dengan hal yang viral. Tanpa pernah mau menimbang apakah itu memberikan keberkahan pada hidupnya.
Sebuah bingkisan penutup diakhir tahun. 
Dan, kemuakan itu kembali menyerang saya ketika kabar kenaikan tarif listrik, stnk, dan bahan bakar. Ah, kenapa kami rakyat jelata yang harus selalu menderita.
Dari sisi manapun, kami yang akan menderita.