Membaca adalah jendela ilmu, begitu kata pepatah. Kegiatan membaca ini juga tidak bisa begitu saja tumbuh. Harus dibiasakan. Bahkan dari bayi masih dalam kandungan kalau bisa.
Kebiasaan membacakan buku ini konon katanya mampu melejitkan kecerdasan anak. Ada beberapa penelitian tentang hal ini. Bisa sercing sendiri ya. Hihihihi.
Nah, mumpung belum terlambat nih, kedua anakku sedari kecil mulai kudekatkan dengan buku. Kalau gak ngantuk banget, kubacakan buku sebelum tidur. Bukunya buku apa? Apa aja. Sepunyanya di rumah. Bahkan ada sebuah majalah lama punya ibuk mertua yang udah jadul pun kubacakan ke anak. Tentu dengan banyak improvisasi.
Contohnya gini, ada majalah jadul. Di salah satu halamannya ada iklan bergambar seorang anak smp tiduran kemudian sedang diberi balsam oleh seorang ibu. Di sisi atas gambar ada seorang bapak yang sedang memayungi anak tersebut. Dengan berbekal gambar itu kurangkai sebuah cerita. Apa anak suka? Ya. Khonsa suka. Setiap buka majalah itu, selalu ia membuka gambar itu dan bertanya, "ini apa mi?" Kemudian mulailah aku menceritakan karanganku dulu.
Dan jangan heran dan harus sabar karena dalam sehari anakmu akan bertanya tentang gambar itu berulang kali. Bosan. Tentu. Bahkan kalau mood lagi jelek bisa kesal. Sabar pokoknya mah.
Pernah terpikir olehku, "kenapa sih ni anak susah banget nangkepnya?" bahkan untuk nama tokohnya aja ia lupa," Lalu aku tersadarkan bahwa Khonsa itu masih 3 tahun akalnya belum matang. So, emak-emak jangan samakan daya nalar anak kita dengan kita. Kelak akan ada masanya sendiri anak-anak itu bernalar.
Dari peristiwa kecil itu ingatanku beranjak ke tiga tahun silam disaat aku menjadi guru privat membaca. Karena obsesi orang tua yang menginginkan anak bisa membaca ia paksa anaknya belajar membaca. Bahkan sampai marah - marah dan memukul anaknya dihadapanku ketika anaknya malas belajar membaca. Please mak, anakmu itu belum sempurna akalnya.
Di saat anakku telah berusia tiga tahun. Apa yang paling pesat berkembang. Ternyata ingatan akan apa yang aku ucapkan. Jadi ya mak, waktu usia ini bagus buat memperbanyak hafalan alqur'an.
Gimana caranya? Mudah. Setiap saat setiap waktu emak bacain aja ayat yang mau dihafalin. Gimana kalau anaknya gak mau ngikutin. Bacain terus. Lafalkan terus lewat bibir emak. Insya Allah dengan ijin Allah si anak akan mengucapkan juga ayat tersebut. Beneran ini, sudah kubuktikan. Tinggal bagaimana keistiqomaah, ketelatenan, dan kesabaran emaknya. Dan juga doa tentunya. Minta sama Allah agar diberi kemudahan.
Kembali ke membacakan buku ya, malah mbleber kemana mana. Jadi, mari kita bacakan buku anak kita sehari 10-15 menit dalam sehari. Gimana kalau anaknya kemana-mana atau malah menyobek bukunya. Ya gak papa. Kalau jalan-jalan ya panggil namanya suruh duduk. Ubah intonasinya. Banyak cara bisa emak lakukan. Kalau disobek ya tinggal beli plester. Yakin deh. Nanti anak akan duduk manis ketika kita bacakan buku. Bahkan ketika kita beri tahu ia bahwa membaca buku gak boleh tiduran, ia nanti yang akan ingatkan kita ketika membaca buku sambil tiduran.
Yup, 10-15 menit setiap hari ya. Waktunya bisa dipecah kalau memang anak cepet bosen. 5 menit pagi, 5 menit siang, 5 menit malam.
Sebenarnya buku yang cocok buat anak usia dini ya yang boardbook gitu. Tapi ya gimana harga bukunya cukup fantastik. Tak kuat rasanya. Biarlah dapur yang mengepul terlebih dulu.
So, untuk keluarga yang super hemat dan selalu berpinsip tidak ada rotan akar pun jadi, hal itu bisalah diakali dengan buku-buku yang ada di rumah. Bahkan bisa juga kita bikin buku sendiri. Digambari sendiri, dikarang cerita sendiri, diwarnai sendiri, dan dijilid sendiri. Hehehe. Selamat mencoba.
Salam