![]() |
Santriwan-Santriwati TPA Hidayatullah, Nepi Brosot, Galur Kulon Progo |
Semangat mereka pulalah yang membuat saya bersemangat untuk selalu mendampingi mereka. Sore itu, langit telah berwarna kelabu, dari arah utara saya telah mendengar suara gemuruh hujan, rintik gerimis mulai berderai saat saya menstater grand saya.
Bremmm..... breeemmmm .... Saya langsung tancap gas. Tak lupa membawa payung. Beberapa menit kemudian saya sudah sampai di masjid tercinta.
Saya begitu terharu ketika mereka berkumpul di serambi masjid sambil menatap ke utara. Menatap datangnya hujan.
Karena masjid saya baru, baru kemarin diresmikan, masjid kami tidak memiliki tempat parkir. Saya pun kebingungan mau parkir di mana? Jangan sampai motor saya kehujanan. Bisa macet. Untung saja, gubuk tempat pekerja saat membangun masjid belum di bongkar. Saya pun parkir di situ. Rupanya, di situ ada seorang penjual cilok sudah siap di sana dari tadi.
Beberapa saat setelah saya memparkirkan motor. Hujan menghujami bumi. Anak-anak histeris dan memeluk saya ketika petir dan guntur bersahutan.
bersambung ....