Saya sudah mendengar kepulangannya dari mulut beberapa orang yang sering menebar gunjingan. Dan dengan mata kepala saya sendiri, saya telah melihatnya.
Siapa dia? Saya katakan dia adalah teman kecil. Ah, kurasa juga bukan teman. Kita tidak pernah mengikrarkan diri sebagai teman dengan maen bareng. Kita cuma sekedar kenal karena satu sekolah dasar dan satu dusun. Itu saja. Tak ada yang lebih.
Ada yang menarik yang perlu saya tuliskan. Jelas bukan tentang asal - usulnya, melainkan tentang apa yang tampak darinya yang bisa dijadikan sebuah pelajaran.
Apa yang tampak padanya dan melekat padanya adalah seorang yang sukses. Ini untuk ukuran seorang anak manusia yang telah menjalani seperempat lebih hidupnya. Bahkan ada seorang teman saya yang melabeli dia dengan sebutan "BOS." Ia setelah lulus sekolah (aku tak tahu dia dulu di SMA atau SMK) bekerja di pelayaran, pesiar.
Bagi saya, yang menarik bukan apa yang ia dapat dari bekerjanya, bukan nominal uang yang ia terima. Tetapi lebih pada kemana ia melakukan pelayaran. Keren sekali bukan, kita bisa keliling dunia tanpa bayar. Mengapa saya katakan demikian, mungkin karena keinginan besar saya yang ingin keliling dunia. Kapan? Saya bisa ke Turki misalnya, salah satu negara yang di sana pernah menjadi pusat kekhilafahan.
Bukan saya namanya, kalau tidak "kepo." Saya pun melakukan penelusuran di facebook. Kalian tahu apa yang saya temukan? Foto - fotonya keliling dunia. Mupeng banget. Kapan giliran saya.
Dan pada akhirnya ia pulang. Ke rumahnya.
Intinya, apa yang saya tuliskan adalah sebuah analogi, bawasanya kemanapun engkau melakukan perjalanan, engkau akan pulang. Termasuk hidup ini, kemanapun engkau melangkah engkau akan pulang, kembali ke asal engaku diciptakan.
Ada yang menarik yang perlu saya tuliskan. Jelas bukan tentang asal - usulnya, melainkan tentang apa yang tampak darinya yang bisa dijadikan sebuah pelajaran.
Apa yang tampak padanya dan melekat padanya adalah seorang yang sukses. Ini untuk ukuran seorang anak manusia yang telah menjalani seperempat lebih hidupnya. Bahkan ada seorang teman saya yang melabeli dia dengan sebutan "BOS." Ia setelah lulus sekolah (aku tak tahu dia dulu di SMA atau SMK) bekerja di pelayaran, pesiar.
Bagi saya, yang menarik bukan apa yang ia dapat dari bekerjanya, bukan nominal uang yang ia terima. Tetapi lebih pada kemana ia melakukan pelayaran. Keren sekali bukan, kita bisa keliling dunia tanpa bayar. Mengapa saya katakan demikian, mungkin karena keinginan besar saya yang ingin keliling dunia. Kapan? Saya bisa ke Turki misalnya, salah satu negara yang di sana pernah menjadi pusat kekhilafahan.
Bukan saya namanya, kalau tidak "kepo." Saya pun melakukan penelusuran di facebook. Kalian tahu apa yang saya temukan? Foto - fotonya keliling dunia. Mupeng banget. Kapan giliran saya.
Dan pada akhirnya ia pulang. Ke rumahnya.
Intinya, apa yang saya tuliskan adalah sebuah analogi, bawasanya kemanapun engkau melakukan perjalanan, engkau akan pulang. Termasuk hidup ini, kemanapun engkau melangkah engkau akan pulang, kembali ke asal engaku diciptakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar