Sumber Gambar |
"Ketika
cinta mengalir dalam darah." kataku pada Yulia. Yulia terbahak, gigi
gerahamnya yang ada tambalan sampai terlihat.
Aku mengerucutkan mulut, tak suka
Yulia tertawa macam itu.
"Judulnya memang terkesan
ngeri, tapi aku akan membuat ceritanya ringan kok." belaku.
Yulia nampaknya membaca perubahan
roman mukaku, dengan menggebu kemudian ia berujar."Penasaran! Jadinya kaya
apa? Jangan kaya blood ya, endingnya kagak jelas." Tak lupa ia memamerkan
rentetan gigi kelincinya.
"Aku saja tidak nonton sampai
ending, malas." kataku.
Dengan sedikit pancingan seperti
itu, Yulia akan sukarela bercerita perihal drama blood yang lagi baru saja
tamat selasa kemarin di negeri gingseng sana. Aku dan Yulia memang lagi
mengikuti drama itu, tapi kami berdua tidak sampai demam end kecanduan. Aku
mulai berhenti di episode 16 dan enggan menamatkan. Alasannya, drama itu kurang
menarik. Ups, Sorry ... ini pendapat pribadi.
“Apa cinta bisa mengalir dalam
darah?”
Yulia mulai menayai judul cerpenku.
Aku harus jawab apa? Ketika masing-masing dari kami sebenarnya telah tahu
jawabannya. Dengan menanyakannya berarti memperpanjang pembicaraan kami. Dan aku
yakin, ujung-ujungnya adalah lawakan renyah yang membuat kami menjadi semakin
dekat. Hahaha .... Aku yakin bila dua saudaraku yang lain membaca ini akan iri
dan berujar, “Kok aku tidak dibuatkan cerita, huhf.” Lalu kujawab enteng, “Kalian
diantrian berikutnya.”
-------
Bersambung....
Oya, perkenalkan tokoh-tokoh dalam cerita "Ketika Cinta Mengalir dalam Darah"
Aku : aku sendiri,
Yulia : Saudara dan sahabatku :) kalau mau lihat fotonya ada di bawah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar