Kamis, 01 Oktober 2015

Kunjungan Pertama Ke Perpustakaan Kota Yogyakarta

Ceritanya pagi ini, aku ingin nyempetin nyuci jilbab yang udah menumpuk di pojokan, di balik pintu kamar. Dari pagi sudah kurendam dengan sesachet rinso sekali kucek dan kutinggal bikin bacem tempe dan sambel. Sengaja memeng, berharap tuh kotoran yang melekat dalam pakaian rontok seketika.

Tak tahunya tangan ini gatel buka netbook, karena semalem aku minta beberapa foto kami "f4" (aku, adek unyu, Sitmay and Uli) saat kami lagi di pantai. Ku edit - edit deh tuh foto dengan photo scape. Pas aku lihat jam di dinding dekat jendela kayu yang di bawahnya kuletakkan sebuah radio, waktu sudah menunjuk pukul 07.45. Di saat yang sama Uli sedang memakai kaos kaki yang sudah memudar warnanya. Katanya ia mau pergi ke Perpus. And reflek aku bilang, "Ikut." Gubrak sekali. Padahal pagi ini aku berencana mencuci kemudian pergi ke kampus ambil buku yang kemarin tidak jadi kufotokopi. Tak apalah. WKWKWKWK

"Ul, ikut. Tapi aku belum mandi. Oke. Lima menit, Eh sepuluh menit deh." kemudian aku langsung tancap gas mandi.

Di perjalanan kami mampir dulu ke maktab. Jalanan di hari kamis jam sembilanan tidak semacet jalanan di pagi hari. Tapi ya itu, tetep saja banyak pengguna jalan yang ngerasa jalan tuh jalan milik pribadi, sembarangan belok.

Dan setelah muter - muter, jujur kalau aku di suruh ke sini sendirian, bakal nyasar. Apesnya lagi ketilang. Hehehehe.


Gambar diambil dari perpustakaan.jogjakota.go.id 

Suasana yang pertama saat kaki ini menginjak di corblok halaman Perpustakaan Kota Yogyakarta adalah takjub. Sumpah aku takjub. Banyak banget yang ke perpustakaan. Jadi ingat icon kota jogja adalah kota pelajar. Ya secara otomatis banyak orang yang belajar.

Kalau menurut aku, Perpustakaan Kota Yogyakarta ini adalah perpustakaan terunik dan keren dari beberapa perpustakaan yang pernah kukunjungi. Memangnya sudah berapa perpustakaan yang kamu kunjungi, tanyaku pada diri sendiri. Mmmm, dan kujawab, dua. Gubrraaaakkk.

Desain tempat dan warna colorfull Perpustakaan Kota bagiku cantik banget, ya seperti aku gitu. Hueek. Nyaman.Dari tempatku duduk sambil menulis postingan ini aku dapat melihat remaja -remaja muda yang masuk dengan motor maticnya karena hampir seluruh bagian depan perpustakaan ini di disain berkaca. Hmmm, jadi kepikiran global warming. By the way, teman - teman nggak bakal kepanasan deh. Di dalam sini itu adem meski tak seadem masuk ke dalam lemari es. Ah, aku jadi kepikiran Global Warming lagi. Bagaimana ini ....???

Hal lain yang menarik dari perpustakaan ini adalah petugasnya. Kenapa?? Karena sepanjang yang kulihat petugasnya muda -muda. Kagak ada yang tuir. hehehehe. Bisa cuci mata, begitu kata Uli. Oops.

Cuma ya itu ada beberapa hal yang sedikit rempong, saat masuk aku  ditawari mau loker berkunci apa tidak? Kalau mau, aku harus memberikan jaminan uang 10 ribu. Apesnya loker berkunci yang kuterima sama sekali tidak bisa dikunci. Tapi tak apa, toh tidak ada barang berharga yang ada dalam tasku. Netbook kubawa masuk, dan dompet kutitipkan diloker Uli. Kalau menurutku semua keribetan tadi sebenarnya bermaksud baik. Demi keamanan. Okelah.

Buat teman - teman yang ingin ke Perpustakaan Kota Yogyakarta yang ingin memanfaatkan wifi, harus nulis nama biar dapat username n pasword untuk login. Tapi ya itu, kamu harus bersabar, karena koneksi menyiput. Maklum yang gunain bejibun, oooee.

Penampaan loginnya seperti di bawah ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar